Para pembuat tahu dan tempe mulai kelimpungan mencari kedelai. Pasalnya, suplai komoditi tersebut tidak kunjung datang.
Rahmat Hidayat (32) salah seorang perajin tahu Pasar Rebo mengaku biasanya suplai kedelai dilakukan setiap tiga hari sekali. Hari ini, seharusnya sudah ada bahan baku kedelai untuk produksi besok. Namun, sampai Selasa siang ini kiriman kedelai tak kunjung datang.
"Kalau sampai sore tidak ada kiriman kedelai juga, ya terpaksa kami tak bisa berproduksi," kata Rahmat Selasa (24/7/2012).
Rahmat mengatakan tersendatnya kiriman kedelai ini menandakan komoditi tersebut akan langka. Mengingat, harga kedelai setiap harinya terus naik. Sampai hari ini, harga kedelai mencapai Rp8.500/kg. Padahal, sebelumnya hanya Rp 6.500/kg.
Biasanya, lanjut dia, jika harga terus naik, menandakan kedelai akan susah diperoleh. Dirinya menduga, kondisi ini sengaja ada yang mengatur, seperti para spekulan. Meskipun harganya mahal, seharusnya stok kedelai tetap ada supaya para perajin tahu dan tempe tetap produksi.
"Akan tetapi, sekarang kondisinya berbeda. Harga terus naik, barangnya juga tidak ada. Perajin semakin menjerit," jelasnya.
Dia mengakui khusus di Blok Lapang Purnawarman saja, ada tujuh pabrik tahu dan tempe. Hingga kini, yang masih beroperasi tinggal empat. Sementara sisanya sudah berhenti produksi sejak dua hari terakhir. Namun, yang empat pabrik lagi juga terancam berhenti berproduksi karena kedelainya susah diperoleh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar